Mendorong Modernisasi Pertanian melalui Korporasi Petani
Kementerian Pertanian terus memperkuat modernisasi pertanian dengan berbagai langkah strategis. Salah satu langkah penting adalah mendorong pembentukan korporasi petani, yaitu kelembagaan ekonomi berbadan hukum seperti koperasi. Struktur ini memungkinkan petani memiliki mayoritas modal sehingga mereka dapat mengelola usaha tani secara mandiri dan efisien.
Di Kabupaten Jombang, Dinas Pertanian (Diperta) aktif memfasilitasi pembinaan untuk memperkuat kelembagaan petani. Melalui integrasi kegiatan on farm, off farm, dan pemasaran, Diperta berharap hasil panen petani menjadi lebih kompetitif di pasar. Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
Tembakau: Komoditas Unggulan Utara Sungai Brantas
Tembakau telah menjadi salah satu komoditas andalan petani di utara Sungai Brantas, meliputi Kecamatan Kabuh, Ploso, Ngusikan, Kudu, dan Plandaan. Sebagian besar petani di wilayah ini menerapkan pola tanam padi-tembakau. Biasanya, hasil panen padi digunakan untuk konsumsi keluarga, sementara tembakau dijual sebagai sumber penghasilan utama.
Namun demikian, banyak petani menghadapi tantangan dalam penanganan pascapanen dan pemasaran tembakau. Kondisi ini mendorong Diperta untuk memberikan pembinaan intensif agar petani dapat mengatasi kendala tersebut.
Pelatihan untuk Memperkuat Kelembagaan Ekonomi Petani
Pada 11-15 November 2024, Diperta mengadakan pelatihan kelembagaan ekonomi petani di Balai Penyuluhan Pertanian dan Balai Desa di lima kecamatan. Selama pelatihan, peserta mendapatkan materi tentang penguatan kelembagaan ekonomi dan strategi pengembangan usaha menggunakan model bisnis kanvas (Business Model Canvas).
Rudi Priono, Kepala UPT Pelaksana Penyuluhan Pertanian yang menjadi narasumber utama, menggarisbawahi pentingnya kerja sama antarpetani. Ia mengatakan, “Petani perlu bersatu agar usaha tani menjadi lebih efisien. Dengan kelembagaan yang kuat, petani dapat memenuhi kebutuhan sekaligus mewujudkan harapan mereka.”
Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa lembaga petani seperti Poktan, Gapoktan, dan Asosiasi Komoditas perlu bertransformasi menjadi lembaga ekonomi. Transformasi ini sangat penting untuk menghadapi tantangan lingkungan usaha yang semakin dinamis.
Sinergi untuk Meningkatkan Efisiensi dan Keuntungan
Syafril Yudhi Pratama, penanggung jawab kegiatan bidang perkebunan, menjelaskan bahwa Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) di Jombang telah membentuk koperasi tembakau. Menurutnya, koperasi tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk petani, stakeholder, dan dinas terkait, agar dapat beroperasi secara optimal.
“Rencana pengembangan usaha melalui Business Model Canvas memberikan petani pemahaman yang lebih jelas tentang arah pengembangan usaha mereka. Dengan pendekatan ini, petani dapat menyusun strategi bisnis yang lebih terarah,” ungkap Syafril.
Baca Juga : https://teamkabaronline.net/bio-ngga-pupuk-organik-cair-superpower-untuk-panen-melimpah/
Membangun Kemandirian dan Daya Saing Petani
Diperta meningkatkan kapasitas petani dengan memperkuat kemampuan manajerial, kepemimpinan, dan kewirausahaan mereka. Diperta juga mendorong petani untuk menjadi wirausahawan agribisnis yang andal agar mereka siap menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
Dengan menggandeng berbagai pihak, Diperta berupaya meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha petani serta memperkuat posisi tawar mereka di pasar. Melalui langkah ini, petani tembakau di utara Sungai Brantas dapat mengoptimalkan hasil pertanian mereka sekaligus meningkatkan taraf hidupnya.